just a self-reminder.
- namanya foto itu, nomer 1 mesti ada yg namanya POI aka point of interest. sawah ijo langit biru dah cakep, tp alangkah bagusnya klo ada single object di dalamnya. contoh: petani naek kebo, sepasang abg pacaran sambil tangan gerilya, etc
- correct exposure itu ada 2: dr sudut pandang teknis & sudut pandang artistik. teknis = nilai exposure hasil metering kamera dalam mode auto. rumus umumnya balanced ligthing all through the frame. artistik = sesuai keinginan fotografer dan identik dgn manual setting. bedain newbie sama pro biasanya di bagian ini. contoh artistik exposure: under exposure untuk ngambil foto panggung konser musik malam hari, biar lampu2 nya keliatan cakep. atau over exposure untuk efek high-key pada modelling session.
- menindaklanjut ken daripada correct exposure diatas, terutama yg artistik mode, maka ada yg disebut dgn alternative iso-aperture-shutter setting. jepret air terjun, aliran air bisa dibikin soft ato freeze dengan memainkan shutter speed pada exposure value (EV) yg sama. contoh laen yg paling umum adalah mengatur nilai aperture untuk kontrol bokeh. jepret2 model dgn seting pasar tradisional, klo bokeh nya ga dikontrol nanti you punya model wajahnya nyampur sama ibu2 dagang.
- learn and follow basic & common rules beafore you eventually break them or create your own. without rules we lost.
- for me there’s no such “best camera in the world”. klopun harus ada, maka definisi gw adalah:
“yg kamu nyaman pake-nya, spek nya memenuhi yg kamu perlu, apal menu2nya di luar kepala en tau bener gmana pake nya secara maksimal”