me & metallica

Hampir setahun ga nulis entry blog, tapi berhubung hari ini hari spesial,. dimana metallica manggung di indo lagi setelah 20 tahun, gw jadi pengen nostalgia sama band ini.

What’s so special about metallica?

Semua dimulai tahun 1996, di suatu malam acara camp bersama OSIS senior-junior di pinggir Danau Batur (nah loh ketahuan dah umur gw berapa hahah). Saat dimana gw bener2 zero tentang musik metal boro2 tau yg namanya metallica.

Genre music gw saat itu ga jauh2 dari POP macam Bryan Adams, Bon Jovi, Sheryl Crow, dll. Paling sangar mentok di GNR, Nirvana en Green Day. Dua nama terakhir adalah juga band yg mendorong gw untuk belajar maen gitar en pada akhirnya bikin band amatir dengan beberapa schoolmates. Selaen alasan bahwa cowo maen gitar jaman itu terlihat sexy dan chance +50% untuk berhasil nembak cewek huhuyyy!

Suhu begitu dingin di pinggir Danau Batur ketika seorang teman membagi earphone walkman-nya (yeah walkman, yang namanya MP3 player mungkin baru digambar prototipe-nya pake pensil sama penemunya) dan terdengarlah melodi itu. Intro gitar akustik “Fade to Black”. Gw langsung suka dan setelah 3 menit gw merasa itu lagu keren abis dan mampu mengusir galau.

So I asked, “Who’s this?” *nunjuk earphone

Friend replied ,”Metallica” and I was just “Really?” *masih ga percaya dan pasang earphone lagi

Back to school days, gw pinjem 2 album metallica ke seorang temen lainnya yg ternyata seorang die-hard fans (punya album metallica komplit plit plit), “Ride the Lightning” and “Master of Puppet”. ย Pulang sekolah langsung tancap pake tape butut dan.. ย hm ok, terlalu cadas buat seorang fans Bon Jovi haha.

Tapi sehari kemudian, setelah 2 album itu diputer bolak balik 1-2x, suara2 yang tadinya terdengar berisik ga keruan perlahan seperti terbagi menjadi chanel2 terpisah di kepala gw. Gitar ritemnya jenius, melodinya nyakcak, drum nya innovatif dan solo bass nya ga nahan ๐Ÿ˜€

Dan sejak itu, semuanya berubah… Bon Jovi dan Bryan Adam jadi terdengar sangat melow. Sebaliknya Metallica jadi terdengar seperti dewa.

Suka “Orion” karena melodinya manis dan solo bassnya 4 jempol, masuk salah satu dari 10 solo gitar favorit gw

Bengong dengerin “Master of Puppets” karena Hetfield maen ritem sekenceng sinkansen

Kagum sama “Ride the Lightning” karena solo gitarnya lamaaaa sampe ga terasa mi instan mateng satu

Terhanyut intro “Sanitarium” en so on en so on

Satu hal yg gw dapet setelah denger 2 album ini, Metallica ternyata sama sekali ga kaya bayangan gw sebelumnya. Nama band mereka mungkin terdengar sangar tapi musiknya sendiri teryata sangat teknikal. Selama ini image yang tertanam di kepala gw, band-2 metal itu sebenernya ga bisa maen musik, tapi bersembunyi dibalik tempo cepat dan seringan ngasal. Karena maen gitar berisik itu jauh mudah daripada maen clean, kawan ๐Ÿ˜€

Kenyataannya, lagu2 Metalica walopun kebanyakan bertempo cepat tapi enak didengar dan selingan lagu2 balada-nya itu man, KEREN ABIS! Buat gw balad mereka malah lebih keren daripada band POP karena ada unsur dark en gloom gituh (sotoy dikit) Tapi ya iya lah biar dikata lagu balada, tetep aja dibawain band metal, kalo menye2 bilang baby baby kayanya ga lucu)

Berikutnya bisa ditebak, gw pinjem semua album mereka yg laen dan gw resmi jadi die-hard-fans mereka ๐Ÿ˜€

The Legendary Faces
The Legendary Faces

dalam kurun waktu 1-2 tahun berikutnya hidup gw adalah tentang metallica. Poster gede2 di kamar semuanya Metallica. Berhubung scanner dan komputer belum secanggih skarang, siluet 4 wajah yg legendaris itu pun akhirnya gw gambar sendiri pake tangan buat ditempel di dinding *niat banget yah gw*. Band amatir gw beralih dari Nirvana/Greenday ke Metallica woohoo. Sampe bela2in ke Bandung/Surabaya cuman buat nyari buku tablature metallica (fotokopian di emper2 jalan tuh) etc etc

I really can’t tell how I missed those lovely days ๐Ÿ™‚

Ada kebanggan tersendiri setiap kali gw menguasai sebuah riff ato solo mereka untuk kemudian dibawain di studio. Genjrang genjreng ga jelas sampe subuh, belajar harmony hanya untuk dapat melampiaskannya di studio dengan volume pol.

Dari sekian lagu Metallica yg bisa kita bawain, favorit gw selalu “Wherever I May Roam”, “Until it Sleeps” dan “Unforgiven 2 ” Tapi lagu metallica kebangsaan band kita sendiri ternyata bukan lagu asli mereka, melainkan cover dari “Whiskey in the Jar”. Buat yg belum tau dengerin deh, itu lagu keren banget ๐Ÿ˜€

So, it’s sad but true I couldn’t go to Jakarta to see them live. Buat yg lagi nonton, enjoy! Someday you’ll realize that you’re lucky basterds :))

Gw sendiri, lagi di depan kompie butut menulis entry ini sambil ngomong dalam hati “seandainya saja kalian datang 10 tahun yg lalu..”

What I’ve felt, what I’ve known
Sick and tired, I stand alone
Could you be there, ’cause I’m the one who waits for you
Or are you unforgiven too?

 

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *